Oleh Nur Laily Mudzakkir, Lc
An-Nafi’iyah dari masa ke Masa
1987-1996 (Masa Cikal Bakal)
1987-1996 (Masa Cikal Bakal)
Sejak
3 tahun dari pembukaan MI, Pada tahun 1990 murid juga semakin banyak sekitar 80-90an
orang, Kiyai Mudzakkir dan Nyai Badriyah mencari guru tambahan untuk memenuhi
jam belajar dengan kondusif, beliau akhirnya mendapatkan dua orang ustad
lulusan PP. Syaikhona Moh. Kholil untuk membantu mengajar di Mi, yakni Ustad
Muhammad dan Ustad Arifin dari Desa Tojeren Kampak Tregih. Yang kemudian Kiyai memfasilitasi beliau berdua sepeda
pancal. Pada tahun ajaran berikutnya, 1991-1992, Alhamdulillah, tahun itu
kedatangan Ustadzah bernama Ustdzah
Suher Silowati (dikenal ibu Watik) asal Gresik. Seorang karib Nyai
Badriyah yang ikut berjuang memajukan Lembaga karena keprihatinnanya melihat
keterbelakangan peserta didik di Lembaga. Semakin tahun jumlah kelas semakin
bertambah otomatis jumlah guru juga harus ditambah. Kiyai berusaha menambah guru bantu dari pondok yang
notabene berjiwa santri, beliau mengajukan guru bantu dari PP. Sidogiri
Pasuruan, Alhamdulillah pada Tahun Ajaran 1992-1993 beliau mendapatkan Guru
Bantu Alumni Sidogiri, Ustadz Badrus Sholeh. Sebenarnya Ustadz Badrus bukan
tugasan resmi dari Sidogiri karena Ustad Badrus kala itu sudah lulus tugasan.
Pada tahun Ajaran 1993-1994, PP. Sidogiri akhirnya mengirimkan Guru Bantu
bernama ustadz Mustofa dan tahun itu guru bantu dari PP. Salafiyah Bangil
adalah Ustadzah Aisyatul
Mardiyah. Pada tahun 1993 MI menciba
meyakinakn masyarakat bahwa MI An-NAfi’iyah juga diakui oleh Pemerintah,
setelah ditinjau ke lapangan dan SDM serta jumlah siswa memadai, akhirnya keluarlah Ijin Operasional tahun itu dan
berhak mengikuti Ujian Ebtanas (Ujian Nasional pada masa itu). Saat itu
Ustadzah Watik diangkat menjadi kepala MI. Lalu pada tahun 1996, Guru Bantu
dari PP. Bata-Bata datang, Ustadz Mahendra yang karena kedisiplinannya setahun
kemudian beliau diangkat menjadi kepala MI menggantikan Ustadzah Watik yang
pulang ke Gresik. Lalu ketika beliau pulang kepala MI diganti Bapak Tarmudji,
pada masa bapak tarmudji, MI An-Nafi’iyah mendapatkan banyak perkembangan,
selain beberapa prestasi di tingkat kecamatan, secara administrasi MI
An-Nafi’iyah telah melaksanakan 2 kali akreditasi yaitu pada tahun 1998 dengan
mendapat nilai C dan pada tahun 2005 mendapat nilai B. Sampai tahun 2006, kepala
MI An-Nafi’iyah kemudian dimandatkan kepada Bapak Syaiful Bahri, S,Pd. sampai
sekarang.
Pada
Tahun 1996 pula, SLTP Islam An Nafi’iyah didirikan melihat kondisi lulusan MI
yang lantas hanya menganggur dna tida berusaha melanjutkan diluar desa, karena
saat itu di kecamatan Geger hanya ada SLTP Negeri Geger 1 di Campor. Sebenarnya
saat itu ingin mendirikan Mts agar materi pelajaran agama tetap bisa diajarkan
dan selaras dengan MI yang bernaung dibawah Departemen Agama. Namun birokrasi untuk
ijin operasional Mts saat itu terlalu berbelit-belit akhirnya diputuskan untuk
mengurus ijin operasional SMP atau yang lebih terkenal saat itu dengan sebutan
SLTP. Agar ruh materi pelajaran agama tetap jalan, SLTP ini diberi nama SLTP
Islam. Kepala SLTP pertama kali adalah Bapak Asraji,S.Pd. yang merupakan karib
Kiyai Mudzakkir saat di pondok di PP. Miftahul
Ulum Panyepen Pamekasan.
Pada
Tahun 1992 juga, masyarakat dan anak
kecil di kawasan Lembaga masih banyak yang belum mendalami ilmu agama dengan
baik dan benar. Nyai Badriyah merasa punya tanggung jawab untuk membereskan
maslaah ini. Bak gayung bersambut, An-Nafi’iyah tahun itu kedatangan Ustadah
Suhersilawati yang mampu merombak sistem pendiidkan Al-Quran dan mendirkan TPQ
(Taman Pendidikan al-Quran) dengan sistem Qiroati yang saat itu belum ada di
masyaratakt bahkan TPQ An-Nafi’iyah adalah TPQ pertama di Bangkalan. Ustadah
Watik belajahar dari pengarangnya langsung kemudian diterapkan di TPQ
An-Nafi’iyah dan juga Ustadah berikutnya, Ustadah Aisyatul AMrdiah juga pernah
dianjarkan langsung sistem Qiroati oleh Pengarangnya. 1996-1997 ada Ustad
Mahendra dan Ustad Subeiri, guru bantu dari PP. Manbaul Ulum Bata Bata
Pamekasan yang merubah sistem qiroati dan mengajari TPQ dengan metode Bata-bata.
Tantangan
yang dihadapi Kiyai dan Nyai tidaklah kecil, semakin banyak siswa juga semakin
besar tantangan yang harus dihadapi, terutama tantangan ekonomi, dimana saat
itu swadaya masyarakat juga tipis dan biaya sekolah tidak mungkin dibebankan
penuh kepada siswa, sementara dengan adanya SLTP tenaga pedidik juga semakin
beritambah. Saat itu bantuan operasional dari pemerintah juga sulit untuk
sekolag Swasta. Sering Kiyai Mudzakkir
dan Nyai Badriyah berpanas-panas demi mencari hutangan untuk gaji guru atau
renovasi kelas yang mulai rusak.
Kesulitan
ekonomi yang terus menerus tersebut mempengaruhi pemikiran pengasuh untuk
membuka usaha koperasi, malalui jalur resmi beliau mendaftarkan Koperasi kepada
Dinas Koperasi dengan nama Kopontren An-Nafi’iyah (Koperasi Pondok Pesantren)
dengan Badan Hukum koperasi 303/BH/KWK
13/iV/1998. Dari sana kegiatan perekonomian Yayasan Islam An-Nafi’iyah
berangsur membaik. Dari Koperasi yang
beliau dirikan itu, beliau mendapat beberapa penghargaan dari Pemerintah Daerah
dan Pemerintah Provinsi. RAT koperasi ini berlangsung setiap tahun antar bulan
Januari-Maret.
1997-2003 (Masa Pembinaan dan Penataan)
SLTP
dibuka pada tahun 1996 berangkat dari keprihatinan Kiyai Mudzakkir terhadap
lulusan-lulusan MI juga lulusan SD yang berada di sekitar desa Kampak yang
menganggur karena jarak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi cukup jauh sementara
transportasi sulit. Selama satu tahun Kiayi Mudzakkir mengusahakan agar Ijin
Operasional dari Pemerintah segera turun dan Alhamdulillah usaha beliau berbuah
manis, Ijin Operasional SLTP turun pada tanggal 11 April 1997 dengan perubahan
nama Lembaga menjadi SMP ISLAM AN-NAFI’IYAH. Saat itu belum ada BOS ( bantuan
Operasional Sekolah) seperti saat ini sehingga segala biaya operasional
termasuk honor tenaga pendidik, pembelian buku siswa dan buku guru ditanggung
oleh Lembaga, Pribadi Kiayi dan iuran siswa sekitar 7- 10%.
TPQ
yang didirikan tahun 1996 juga berkembang pesat di tahun 1997, sejak kedatangan
Ustad Subeiri Ihsan, beliau membawa metode TPQ PP. Bata Bata yang menjadikan
TPQ benar-benar sebagai Taman Pendidikan, siswa yang belajar meski di siang
hari selalu merasa senang dan rileks, materi TPQ banyak mengaji dan bernyanyi,
lyric dari lagu-lagu tersebut berisi ilmu pengethuan keislaman dan ilmu
al-Quran. Belajar terasa menyenangkan dan mengasyikkan. Namun sayang TPQ ini hanya berumur 6 tahun
selanjutnya dibubarkan karena beberapa pertimbangan, salah satunya, sudah ada
RA pada pagi hari dan banyak sekolah sore di kawasan sekitar.
Jika
TPQ adalah taman pendidikan anak kecil yang dilaksnakana pada sore hari. Dirasa
kurang maksimal karena waktu pada siang hari terlalu sebentar, akhirnya Nyai
Hj. Badriyah berisiatif untuk membuka Raudlatul Athfal (RA) An-Nafi’iyah pada
tahun 1998 untuk kalangan balita sebagai persiapan sebelum masuk MI. Jika TPQ
non aktif pada tahun 2002, maka RA terus sampai saat ini karena dukungan beberapa
pihak.
Bukannya
jera karena masalah ekonomi sekolah, Kiayi Mudzakkir malah membuka SMA ISLAM
An-Nafi’iyah. Sama seperti alasan pembukaan SLTP, beliau membuka SMA ISLAM
AN-NAFI’IYAH pada tahun 2001 yang karena saat itu belum ada satupun SMA di kecamatan
Geger, adanya d kecamatan Arosbaya yang memiliki jarak tempuh sekitar 17km dari
kec. Geger oleh karena itu banyak sekali lulusan SMP yang tidak melanjutkan
karena kesulitan trasportasi. SMA ISLAM AN-NAFI’IYAH adalah SMA Swasta pertama
yang ada di kawasan Geger-Arosbaya yang Ijin Operasional keluar pada tanggal 11
Nopember 2004. Juga Pada tahun 2002 juga
membuka TK Islam An-Nafi’iyah yang beralokasi di Torserajeh dengan menumpang
kelas pada Madrasah Diniyah Nurul Huda,
Ijin Operasional TK keluar pada 1 September 2003.
Untuk
semua biaya operasional, Pegasuh Yayasan, Kiyai Haji Mudzakir menyerahkan
sepenuhnya pada Kuasa Allah Yang Maha Kaya. Meski banyak fitnah dan celaan dari
beberapa pihak, fitnah bantuan pemerintah, juga pernah disebut sebagai kiyai munafik
karena mendirikan sekolah yang memakai seragam celana bukan sarung juga karena
mengajarkan Bahasa Inggris yang saat itu dianggap sebagai Bahasa Orang Kafir.
Alhamdulillah, An-Nafi’iyah tetap berjalan hingga saat ini karena Pendiri
sekaligus Pengasuh percaya bahwa semua hal positif yang diniatkan LiLlahi Ta’ala akan bernilai
ibadah.
Semakin banyak
Lembaga yang didirikan semain banyak pula hal yang harus dipikirkan terutama
tentang kualitas peserta didik yang diamanahkan di Lembaga Pendidikan Islam An-Nafi’iyah.
Tahun 1999 guru bantu dari Bata-Bata bernama Ustad Miftahul Arifin, dan Ustad
Imam Fathullah dari PP.Sidogiri turut merealisasikan keinginan Pengasuh
Yayasan, Kh. Mudzakkir Nafi’I, dengan memperbaiki kedisiplinan peserta didik
dan tenaga kependidikan. Langkah Pembinaan dimulai dengan membentuk Organisasi Intra Sekolah SMP dan
SMA pada tahun 2000 sekaligus sebagai petugas kedisiplinan Lembaga juga sebagai
pengatur acara-acara kelembagaan seperti Lomba Tahunan, Acara PHBI dan Bakti
Sosial di kalangan masyarakat. 1 tahun kemudian, Osis dirasa kewalahan untuk
mengatur semuanya, mengantisipasi bekunya kegiatan akhirnya Lembaga membentuk Kepengurusan Pramuka tahun 2001
dari tingkat Siaga sampai Penegak yang bertujuan selain untuk membantu tugas
Osis, diharapkan juga dapat melatih jiwa kepemimpinan siswa atas diri sendiri
sehingga siswa mampu terlahir mandiri,
disiplin, baris-berbaris dari sejak dini. Antara Osis dan Pramuka tercipta
kerja sama yang baik, sehingga mampu melahirkan kegiatan yang positif terutama
yang bersifat janka panjang seperti mengadakan perkemahan antar Lembaga se
Kecamatan Geger.
Lanjut Bagian 3 Selesai
(2004-2009
(Masa Perkembangan 1)