Rabu, 18 Mei 2016

Sejarah Berdirinya Yayasan Islam An- Nafi’iyah (Bagian 2)




 Oleh Nur Laily Mudzakkir, Lc

An-Nafi’iyah dari masa ke Masa
1987-1996 (Masa Cikal Bakal)

 Sejak 3 tahun dari pembukaan MI, Pada tahun 1990 murid juga semakin banyak sekitar 80-90an orang, Kiyai Mudzakkir dan Nyai Badriyah mencari guru tambahan untuk memenuhi jam belajar dengan kondusif, beliau akhirnya mendapatkan dua orang ustad lulusan PP. Syaikhona Moh. Kholil untuk membantu mengajar di Mi, yakni Ustad Muhammad dan Ustad Arifin dari Desa Tojeren Kampak Tregih. Yang kemudian Kiyai memfasilitasi beliau berdua sepeda pancal. Pada tahun ajaran berikutnya, 1991-1992, Alhamdulillah, tahun itu kedatangan Ustadzah bernama Ustdzah Suher Silowati (dikenal ibu Watik) asal Gresik. Seorang karib Nyai Badriyah yang ikut berjuang memajukan Lembaga karena keprihatinnanya melihat keterbelakangan peserta didik di Lembaga. Semakin tahun jumlah kelas semakin bertambah otomatis jumlah guru juga harus ditambah. Kiyai  berusaha menambah guru bantu dari pondok yang notabene berjiwa santri, beliau mengajukan guru bantu dari PP. Sidogiri Pasuruan, Alhamdulillah pada Tahun Ajaran 1992-1993 beliau mendapatkan Guru Bantu Alumni Sidogiri, Ustadz Badrus Sholeh. Sebenarnya Ustadz Badrus bukan tugasan resmi dari Sidogiri karena Ustad Badrus kala itu sudah lulus tugasan. Pada tahun Ajaran 1993-1994, PP. Sidogiri akhirnya mengirimkan Guru Bantu bernama ustadz Mustofa dan tahun itu guru bantu dari PP. Salafiyah Bangil adalah Ustadzah Aisyatul Mardiyah. Pada tahun 1993 MI menciba meyakinakn masyarakat bahwa MI An-NAfi’iyah juga diakui oleh Pemerintah, setelah ditinjau ke lapangan dan SDM serta jumlah siswa memadai, akhirnya  keluarlah Ijin Operasional tahun itu dan berhak mengikuti Ujian Ebtanas (Ujian Nasional pada masa itu). Saat itu Ustadzah Watik diangkat menjadi kepala MI. Lalu pada tahun 1996, Guru Bantu dari PP. Bata-Bata datang, Ustadz Mahendra yang karena kedisiplinannya setahun kemudian beliau diangkat menjadi kepala MI menggantikan Ustadzah Watik yang pulang ke Gresik. Lalu ketika beliau pulang kepala MI diganti Bapak Tarmudji, pada masa bapak tarmudji, MI An-Nafi’iyah mendapatkan banyak perkembangan, selain beberapa prestasi di tingkat kecamatan, secara administrasi MI An-Nafi’iyah telah melaksanakan 2 kali akreditasi yaitu pada tahun 1998 dengan mendapat nilai C dan pada tahun 2005 mendapat nilai B. Sampai tahun 2006, kepala MI An-Nafi’iyah kemudian dimandatkan kepada Bapak Syaiful Bahri, S,Pd. sampai sekarang.
Pada Tahun 1996 pula, SLTP Islam An Nafi’iyah didirikan melihat kondisi lulusan MI yang lantas hanya menganggur dna tida berusaha melanjutkan diluar desa, karena saat itu di kecamatan Geger hanya ada SLTP Negeri Geger 1 di Campor. Sebenarnya saat itu ingin mendirikan Mts agar materi pelajaran agama tetap bisa diajarkan dan selaras dengan MI yang bernaung dibawah Departemen Agama. Namun birokrasi untuk ijin operasional Mts saat itu terlalu berbelit-belit akhirnya diputuskan untuk mengurus ijin operasional SMP atau yang lebih terkenal saat itu dengan sebutan SLTP. Agar ruh materi pelajaran agama tetap jalan, SLTP ini diberi nama SLTP Islam. Kepala SLTP pertama kali adalah Bapak Asraji,S.Pd. yang merupakan karib Kiyai Mudzakkir saat di pondok di PP. Miftahul  Ulum Panyepen Pamekasan.
Pada Tahun  1992 juga, masyarakat dan anak kecil di kawasan Lembaga masih banyak yang belum mendalami ilmu agama dengan baik dan benar. Nyai Badriyah merasa punya tanggung jawab untuk membereskan maslaah ini. Bak gayung bersambut, An-Nafi’iyah tahun itu kedatangan Ustadah Suhersilawati yang mampu merombak sistem pendiidkan Al-Quran dan mendirkan TPQ (Taman Pendidikan al-Quran) dengan sistem Qiroati yang saat itu belum ada di masyaratakt bahkan TPQ An-Nafi’iyah adalah TPQ pertama di Bangkalan. Ustadah Watik belajahar dari pengarangnya langsung kemudian diterapkan di TPQ An-Nafi’iyah dan juga Ustadah berikutnya, Ustadah Aisyatul AMrdiah juga pernah dianjarkan langsung sistem Qiroati oleh Pengarangnya. 1996-1997 ada Ustad Mahendra dan Ustad Subeiri, guru bantu dari PP. Manbaul Ulum Bata Bata Pamekasan yang merubah sistem qiroati dan mengajari TPQ dengan metode Bata-bata.

Tantangan yang dihadapi Kiyai dan Nyai tidaklah kecil, semakin banyak siswa juga semakin besar tantangan yang harus dihadapi, terutama tantangan ekonomi, dimana saat itu swadaya masyarakat juga tipis dan biaya sekolah tidak mungkin dibebankan penuh kepada siswa, sementara dengan adanya SLTP tenaga pedidik juga semakin beritambah. Saat itu bantuan operasional dari pemerintah juga sulit untuk sekolag Swasta.  Sering Kiyai Mudzakkir dan Nyai Badriyah berpanas-panas demi mencari hutangan untuk gaji guru atau renovasi kelas yang mulai rusak.

Kesulitan ekonomi yang terus menerus tersebut mempengaruhi pemikiran pengasuh untuk membuka usaha koperasi, malalui jalur resmi beliau mendaftarkan Koperasi kepada Dinas Koperasi dengan nama Kopontren An-Nafi’iyah (Koperasi Pondok Pesantren) dengan Badan Hukum koperasi 303/BH/KWK 13/iV/1998. Dari sana kegiatan perekonomian Yayasan Islam An-Nafi’iyah berangsur membaik.  Dari Koperasi yang beliau dirikan itu, beliau mendapat beberapa penghargaan dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi. RAT koperasi ini berlangsung setiap tahun antar bulan Januari-Maret.

1997-2003 (Masa Pembinaan dan Penataan)

SLTP dibuka pada tahun 1996 berangkat dari keprihatinan Kiyai Mudzakkir terhadap lulusan-lulusan MI juga lulusan SD yang berada di sekitar desa Kampak yang menganggur karena jarak untuk melanjutkan ke jenjang  yang lebih tinggi cukup jauh sementara transportasi sulit. Selama satu tahun Kiayi Mudzakkir mengusahakan agar Ijin Operasional dari Pemerintah segera turun dan Alhamdulillah usaha beliau berbuah manis, Ijin Operasional SLTP turun pada tanggal 11 April 1997 dengan perubahan nama Lembaga menjadi SMP ISLAM AN-NAFI’IYAH. Saat itu belum ada BOS ( bantuan Operasional Sekolah) seperti saat ini sehingga segala biaya operasional termasuk honor tenaga pendidik, pembelian buku siswa dan buku guru ditanggung oleh Lembaga, Pribadi Kiayi dan iuran siswa sekitar 7- 10%.

TPQ yang didirikan tahun 1996 juga berkembang pesat di tahun 1997, sejak kedatangan Ustad Subeiri Ihsan, beliau membawa metode TPQ PP. Bata Bata yang menjadikan TPQ benar-benar sebagai Taman Pendidikan, siswa yang belajar meski di siang hari selalu merasa senang dan rileks, materi TPQ banyak mengaji dan bernyanyi, lyric dari lagu-lagu tersebut berisi ilmu pengethuan keislaman dan ilmu al-Quran. Belajar terasa menyenangkan dan mengasyikkan.  Namun sayang TPQ ini hanya berumur 6 tahun selanjutnya dibubarkan karena beberapa pertimbangan, salah satunya, sudah ada RA pada pagi hari dan banyak sekolah sore di kawasan sekitar.

 Jika TPQ adalah taman pendidikan anak kecil yang dilaksnakana pada sore hari. Dirasa kurang maksimal karena waktu pada siang hari terlalu sebentar, akhirnya Nyai Hj. Badriyah berisiatif untuk membuka Raudlatul Athfal (RA) An-Nafi’iyah pada tahun 1998 untuk kalangan balita sebagai persiapan sebelum masuk MI. Jika TPQ non aktif pada tahun 2002, maka RA terus sampai saat ini karena dukungan beberapa pihak.

Bukannya jera karena masalah ekonomi sekolah, Kiayi Mudzakkir malah membuka SMA ISLAM An-Nafi’iyah. Sama seperti alasan pembukaan SLTP, beliau membuka SMA ISLAM AN-NAFI’IYAH pada tahun 2001 yang karena saat itu belum ada satupun SMA di kecamatan Geger, adanya d kecamatan Arosbaya yang memiliki jarak tempuh sekitar 17km dari kec. Geger oleh karena itu banyak sekali lulusan SMP yang tidak melanjutkan karena kesulitan trasportasi. SMA ISLAM AN-NAFI’IYAH adalah SMA Swasta pertama yang ada di kawasan Geger-Arosbaya yang Ijin Operasional keluar pada tanggal 11 Nopember 2004.  Juga Pada tahun 2002 juga membuka TK Islam An-Nafi’iyah yang beralokasi di Torserajeh dengan menumpang kelas pada Madrasah Diniyah Nurul Huda,  Ijin Operasional TK keluar pada 1 September 2003.

Untuk semua biaya operasional, Pegasuh Yayasan, Kiyai Haji Mudzakir menyerahkan sepenuhnya pada Kuasa Allah Yang Maha Kaya. Meski banyak fitnah dan celaan dari beberapa pihak, fitnah bantuan pemerintah, juga pernah disebut sebagai kiyai munafik karena mendirikan sekolah yang memakai seragam celana bukan sarung juga karena mengajarkan Bahasa Inggris yang saat itu dianggap sebagai Bahasa Orang Kafir. Alhamdulillah, An-Nafi’iyah tetap berjalan hingga saat ini karena Pendiri sekaligus Pengasuh percaya bahwa semua hal positif  yang diniatkan LiLlahi Ta’ala akan bernilai ibadah. 

Semakin banyak Lembaga yang didirikan semain banyak pula hal yang harus dipikirkan terutama tentang kualitas peserta didik yang diamanahkan di Lembaga Pendidikan Islam An-Nafi’iyah. Tahun 1999 guru bantu dari Bata-Bata bernama Ustad Miftahul Arifin, dan Ustad Imam Fathullah dari PP.Sidogiri turut merealisasikan keinginan Pengasuh Yayasan, Kh. Mudzakkir Nafi’I, dengan memperbaiki kedisiplinan peserta didik dan tenaga kependidikan. Langkah Pembinaan dimulai dengan  membentuk Organisasi Intra Sekolah SMP dan SMA pada tahun 2000 sekaligus sebagai petugas kedisiplinan Lembaga juga sebagai pengatur acara-acara kelembagaan seperti Lomba Tahunan, Acara PHBI dan Bakti Sosial di kalangan masyarakat. 1 tahun kemudian, Osis dirasa kewalahan untuk mengatur semuanya, mengantisipasi bekunya kegiatan akhirnya Lembaga  membentuk Kepengurusan Pramuka tahun 2001 dari tingkat Siaga sampai Penegak yang bertujuan selain untuk membantu tugas Osis, diharapkan juga dapat melatih jiwa kepemimpinan siswa atas diri sendiri sehingga  siswa mampu terlahir mandiri, disiplin, baris-berbaris dari sejak dini. Antara Osis dan Pramuka tercipta kerja sama yang baik, sehingga mampu melahirkan kegiatan yang positif terutama yang bersifat janka panjang seperti mengadakan perkemahan antar Lembaga se Kecamatan Geger.


Lanjut Bagian 3 Selesai 
(2004-2009 (Masa Perkembangan 1)